EnryMazniDotCom- Tak terasa sudah 5 hari saya melakukan backpacker an sendirian untuk mengunjungi beberapa kota di pulau jawa ini. Dimana Semarang menjadi kota pertama yang saya kunjungi, walaupun hanya untuk beberapa hari saja dan saya melanjutkan backpacker an ke kota berikutnya. Adapun daerah yang menjadi destinasi saya selanjutnya adalah Karimun Jawa dan pastinya saya akan melewati Jepara dong, walaupun sebenarnya perjalanan menuju Karimun Jawa dan Jepara dari Semarang saya melewati 2 daerah yang cukup terkenal namanya dimata kita, Yaitu Demak dan Kudus. Kudus, Demak dan Jepara merupakan daerah yang saling berdekatan dan mempunyai tempat tempat wisata yang menarik sekali, apalagi bagi pecinta wisata sejarah, Demak bisa menjadi pilihan yang tepat untuk disinggahi sebelum melanjutkan ke Jepara dan Karimun Jawa. Tetapi pada perjalanan kali ini saya tidak singgah di Demak dan Kudus, hanya lewat saja. Mengingat saya sudah harus segera sampai di Jepara sesegera mungkin, karena kapal penyebrangan yang mau saya tumpangi ke Karimun Jawa akan berangkat pada hari Rabu pagi pukul 07.00.
Sebuah kertas bertuliskan 'JEPARA' sudah siap untuk saya gunakan, setelah merasa istirahat nya cukup dan kembali membereskan beberapa barang yang saya keluarkan, saya melanjutkan dengan berjalan kaki lebih kurang 500 M, guna mencari posisi yang tepat untuk berdiri di pinggir jalan nantinya. Sebelum membentangkan kertas hitchhiking tadi, tidak lupa untuk berdoa dulu semoga saya mendapatkan tumpangan gratis dan jika dapat hendaknya lancar selama perjalanan nantinya amin. Karena ini pengalaman pertama ber hitchhiking memang sedikit masih canggung,malu dan mungkin juga gengsi, karena dalam kepala saya muncul berbagai spekulasi negatif dari orang orang yang melihat aksi seorang diri saya dipinggir jalan ini. Wahhh sungguh dilema, akhirnya saya menguatkan hati untuk tetap mencoba cara ini, kalau tidak di coba kita tidak akan tahu hasilnya benarkan?. Dengan percaya diri dan hati yang sudah mantap saya mulai membentangkan kertas bertuliskan 'JEPARA' ke arah jalan raya, panasnya matahari di siang bolong sudah tidak terasa lagi bagi saya karena semangatnya ber hitchhiking, satu persatu para pengemudi kendaraan mulai melirik tulisan pada kertas tadi, dari mobil pribadi, truk gandeng, kontainer, truk pertamina, sepeda motor, emak emak, bapak bapak, anak gadis, anak bujang serta adik adik yang melewatinya melirik tulisan 'JEPARA', mungkin sebagian dari mereka berpikiran aneh terhadap saya dan mungkin juga ada yang dalam hati memuji cara saya mencari tumpangan gratis ini.
Kertas Untuk Hitchhiking |
Baca Juga : 15 Hari Keliling Jawa (Bag-2) : Klenteng Sam Poo Kong dan Masjid AJT
Semarang - Jepara
Perjalanan menuju Jepara dari semarang saya tempuh dengan berjalan kaki *Hahaha Canda Bro*, ok, setelah saya di antar sama Fitri menuju terminal Terboyo Semarang, yang awalnya ingin menggunakan bus tiba tiba saya jadi berubah pikiran untuk ber bus ria menuju Jepara. Tiba tiba saya ingin punya pengalaman baru dalam perjalanan ini, pengalaman pertama saya dalam dunia backpacker untuk pertama kalinya adalah mencoba solo traveling ke luar negeri dan alhamdulillah semua berjalan lancar, dan di solo traveling episode dua ini saya ingin menambahkan sesuatu yang baru dan tentunya akan menjadi suatu kenangan yang tidak terlupakan seumur hidup saya nantinya. Akhirnya saya di antar Fitri dengan sepeda motornya menjauh dari terminal bus Terboyo ini, karena saya ingin mencoba ber Hitchhiking menuju Jeparanya. Persiapan kertas dan spidol memang sebelumnya sudah saya sediakan, sebelum mulai Hitchhiking di pinggir jalan saya harus mencari posisi yang tepat dan tentunya harus searah dengan tujuan saya. Alhasil saya berjalan lurus ke arah Jepara lebih kurang 2 KM dan menemukan sebuah pondok kecil di pinggir jalan raya, lumayan bisa untuk istirahat sebentar sambil menulis tulisan "JEPARA" di sebuah kertas yang nantinya akan saya gunakan untuk memberhentikan kendaraan yang lewat dan tentunya searah dengan saya. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 lewat dan merupakan puncak teriknya panas matahari, tapi syukurlah tidak membuat saya untuk mengurungkan niat yang tetap ingin ber hitchhiking di pinggir jalan sambil mengacungkan jempol ke arah jalan raya plus panas panasan di bawah teriknya matahari siang ini.
Hitchhiking adalah sebuah metode dalam dunia backpacking untuk mencari suatu tumpangan gratis yang bisa mengantarkan ke tujuan kita, adapun cara hitchhiker (pelaku hitchhiking) untuk mendapatkan tumpangan bisa dengan berdiri di pinggir jalan raya dengan mengarahkan tangan ke samping jalan sambil menggenggam dan posisi jempol di acungkan atau bisa juga menggunakan sebuah media kertas/lainnya dengan menuliskan tujuan kita dan mengarahkan media tadi ke arah jalan agar memudahkan pengendara nantinya yang mau berhenti dan menumpangkan kita *Ini menurut pendapat saya*.
Ready For Hitchhiking |
15 menit berlalu, seiring dengan berlalunya kendaraan kendaraan yang tak kunjung berhenti memberikan tumpangan *Ngarep Banget Ya*, tapi saya harus sabar, namanya juga mau numpang gratis ya harus penuh perjuangan dulu dong, setidaknya saya harus berjemur panas panasan layaknya ikan asin yang kalau dipasarkan mempunyai nilai jual yang tinggi, tetapi tidak dengan sayanya. Perjuangan mencari tumpangan gratis masih berlanjut hingga 30 menit kemudian, selama ber hitchhiking sesekali saya menurunkan rentangan kertas tadi, ternyata pegal juga ini tangan megang kertas dari tadi. Dan tidak lama kemudian, tanpa saya sadari ternyata dari arah belakang ada sepeda motor berbalik arah menuju saya, seorang bapak yang berhenti dan sebelum menanyakan tujuan saya dia membaca tulisan yang ada di kertas saya pegang, percakapan kecil pun dimulai dan si bapak menanyakan :
Bapak : Mau ke Jepara dek?'
Saya : Ya Pak, lagi nyari tumpangan yang searah.
Bapak : Oh ya, kebetulan ni saya orang Jepara dan mau balik ke Jepara.
Tiba tiba ...... datang motor kedua menghampiri....
Mas : Mau ke Jepara Mas?
Saya : Ya mas, lagi nyari tumpangan yang se arah.
Mas : Ya sudah sama saya saja, saya mau ke Kudus sekalian saya anterin ke Jeparanya.
mmmmmmmm... dalam hati, wah rezeki anak sholeh ini dapat dua tawaran tumpangan.
Saya : Boleh mas, saya ikut sama mas saja (kebetulan mas nya memang membawa helm 2 buah).
Bapak dan Mas : ^%$#*&@!#^%^%$@)*&^%$ (Mereka ngobrol pakai bahasa jawa).
sambil ngucapin terima kasih ke si bapak karena sudah nawarin tumpangan, tapi sayang si bapak cuma punya 1 helm dan saya tidak berani, makanya saya memilih numpang sama Mas ini saja.
Akhirnya dapat tumpangan ke Jepara dengan mengendarai sepeda motornya mas Budi, percakapan selama perjalanan menuju Jepara pun saya mulai dengan beberapa pertanyaan, kebetulan sekali mas Budi habis dari Semarang katanya ada keperluan menjemput carrier ke temannya, dia berencana tanggal 14 Agustus 2016 di ajakkin temannya untuk mendaki gunung Kerinci Jambi. Pas banget dapat tumpangan yang se hobi, sama sama suka jalan dan berpetualang. Mas Budi di ajak temannya ke Kerinci sebagai guide, dan semua akomodasi di tanggung sama temannya. Senang banget ya kalau kita udah expert dalam suatu bidang kemana mana di ajakin plus di tanggung full akomodasinya. Perjalanan Semarang Jepara 1 jam an tidak terasa karena sepanjang perjalanan kami mengisi dengan berbagai macam obrolan, saling berbagi cerita pengalaman masing masing, saya tentunya hanya bisa berbagi tentang backpacker an dan mas Budi berbagi banyak cerita tentang gunung. Di Jepara nantinya saya akan dijemput sama mas Ginanjar, mas Ginanjar asli Jepara dan saya mengenal dia dari teman saya Fitri tadi, dan mas Ginanjar bersedia untuk menampung si 'gembel' backpacker ini untuk stay 1 malam di rumahnya, karena besok pagi pagi saya sudah harus berada di pelabuhan Kartini untuk nyebrang ke Karimun Jawa.
Senangnya bisa melakukan perjalanan backpacker seperti ini, selain bisa menekan budget kita juga bisa bertemu dengan orang orang baru pastinya dan menambah daftar teman baru se Indonesia. Lokasi pick up point pun sudah di tentukan oleh mas Ginanjar, saya ngabarin ke mas Budi bisakah dia mengantarkan ke simpang tersebut (saya lupa nama simpang bundaran di Jepara), Selang beberapa lama saya menunggu di persimpangan tadi sambil ditemani sama mas Budinya, mas Ginanjar pun datang menghampiri saya pun memperkenalkan mas Budinya yang memberi tumpangan gratis hingga sampailah saya ke tanah Jepara ini untuk pertama kalinya. Kemudian mas Budi pun melanjutkan perjalanannya menuju Kudus, sebelum pergi tentunya saya mintak kontaknya dan berfoto dulu sebagai bukti kalau saya berhasil hitchhiking *eaaaaa apaanseh pakai bukti segala*. Kebetulan traveling kali ini saya membawa beberapa souvenir seperti gantungan kunci, magnet kulkas dari beberapa daerah dan negara yang sudah saya kunjungi untuk dibagikan ke teman teman baru yang saya temui selama solo trip ini, dan tentunya sebagai ucapan terima kasih juga. Walaupun hanya sebuah souvenir kecil, tapi semoga apa yang saya berikan menjadi sebuah kenangan yang akan selalu diingat dan sebagai tanda pertemanan baru telah dibuat untuk tetap saling bersilahturahmi suatu saat nanti. Sebenarnya ide ini tidak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya, semua ini terinspirasi dari teman traveling saya Firman Efendi saat dia melakukan perjalanan ke Kalimantan *Good Idea*.
Pagi pagi setelah shalat subuh dan sarapan, saya pun di antar sama mas Ginanjar ke pelabuhan kartini, mengapa harus pagi pagi ke sini?, karena tiket kapal baru di jual pada pukul 05.30, dan tidak bisa beli tiket hari ini untuk keberangkatan besoknya, sistem yang diterapkan mereka adalah harus beli tiket go show atau on the spot. Mungkin untuk menghindari tiket kurang yang sudah dibeli penumpang hari ini untuk keberangkatan esoknya dan tiba tiba penumpangnya batal, kan kesian sama penumpang lainnya yang datang langsung tapi tidak kebagian tiket, sementara itu antusias para turis yang berkunjung datang silih berganti alias tidak pernah sepi ini. Jumlahnya sangat banyak bukan hanya turis lokal saja, tetapi juga turis mancanegara hampir setiap hari bisa kita jumpai di Karimun Jawa ini. Syukurlah saya bisa datang lebih awal dan saat tiba di loket penjualan tiket kapalnya tidak terlalu banyak para penumpang yang antri dan saya pun berhasil mendapatkan satu tiket ke Karimun Jawanya *So Excited*, akhirnya bisa menginjakkan kaki di pulau yang penuh dengan wisata baharinya. Setelah pamit dengan mas Ginanjar saya pun langsung menuju kapal dan pesan mas Ginanjar 'ntar pulang kabar kabari ya, nanti saya jemput ke sini', senang sekali bisa menjumpai teman baru dan orang orang baik seperti mas Ginanjar.
Seperti apakah keseruan saya selama di Karimun Jawa?, dimanakah tempat menginap?, sementara saya solo traveling dan tidak mengikuti open trip atau menggunakan agent tour selama di Karimun Jawanya!!! baca cerita lanjutannya di postingan saya berikutnya.
Bersama Mas Budi |
Senangnya bisa melakukan perjalanan backpacker seperti ini, selain bisa menekan budget kita juga bisa bertemu dengan orang orang baru pastinya dan menambah daftar teman baru se Indonesia. Lokasi pick up point pun sudah di tentukan oleh mas Ginanjar, saya ngabarin ke mas Budi bisakah dia mengantarkan ke simpang tersebut (saya lupa nama simpang bundaran di Jepara), Selang beberapa lama saya menunggu di persimpangan tadi sambil ditemani sama mas Budinya, mas Ginanjar pun datang menghampiri saya pun memperkenalkan mas Budinya yang memberi tumpangan gratis hingga sampailah saya ke tanah Jepara ini untuk pertama kalinya. Kemudian mas Budi pun melanjutkan perjalanannya menuju Kudus, sebelum pergi tentunya saya mintak kontaknya dan berfoto dulu sebagai bukti kalau saya berhasil hitchhiking *eaaaaa apaanseh pakai bukti segala*. Kebetulan traveling kali ini saya membawa beberapa souvenir seperti gantungan kunci, magnet kulkas dari beberapa daerah dan negara yang sudah saya kunjungi untuk dibagikan ke teman teman baru yang saya temui selama solo trip ini, dan tentunya sebagai ucapan terima kasih juga. Walaupun hanya sebuah souvenir kecil, tapi semoga apa yang saya berikan menjadi sebuah kenangan yang akan selalu diingat dan sebagai tanda pertemanan baru telah dibuat untuk tetap saling bersilahturahmi suatu saat nanti. Sebenarnya ide ini tidak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya, semua ini terinspirasi dari teman traveling saya Firman Efendi saat dia melakukan perjalanan ke Kalimantan *Good Idea*.
Baca Juga : Waduk Jatiluhur : Waduk Sejuta FungsiSebenarnya mas Ginanjar sore itu masih dalam jam kantor, tapi dia bela belain sempatin untuk jemput saya. Mas Ginanjar bekerja di sebuah gedung arsip di salah satu bank di Jepara, sore itu saya dibawa ke kantornya sambil menunggu jam pulang kerja, tidak masalah bagi saya namanya juga kita numpang sama orang jadi harus nurut yaaa, sebelum pulang ke rumahnya, saya di ajakin mas Ginanjar ke pantai teluk aur lihat sunset, lumayan untuk wisata pertama di Jeparanya walaupun masih ada beberapa tempat wisata lainnya yang bakalan di ajakkin sama mas Ginanjar, tapi mengingat waktu yang mepet dan sudah sore mungkin sepulang dari Karimun Jawa saya bisa meng explore beberapa tempat wisata lainnya di Jepara. Selesai Maghrib saya pun dibawa kerumah nya untuk istirahat karena besok pagi pagi jam 5 an saya sudah harus menuju pelabuhan kartini untuk membeli tiket kapal KMP Siginjai ke Karimun Jawanya. Malam di rumah mas Ginanjar kami habiskan saling ngobrol sana sini, tak terasa udah mau jam 01.00 an tampaknya waktunya untuk segera tidur, semoga besoknya tidak ketiduran, kalau ketiduran alamat bakal ketinggalan kapal ke Karimun Jawa dan harus menunggu ke esokan harinya lagi untuk nyebrang, karena saya milih KMP Siginjai ongkosnya murah bila dibandingkan naik kapal ferry expres yang lebih cepat 2 jam an bila dibandingkan dengan kapal Siginjai ini, karena waktu tempuh Jepara Karimun Jawa lebih kurang 4 sd 5 jam.
Menuju Pelabuhan Kapal KMP Siginjai |
Seperti apakah keseruan saya selama di Karimun Jawa?, dimanakah tempat menginap?, sementara saya solo traveling dan tidak mengikuti open trip atau menggunakan agent tour selama di Karimun Jawanya!!! baca cerita lanjutannya di postingan saya berikutnya.
Baca Juga : 15 Hari Keliling Jawa (Bag-4) : Menuju Karimun Jawa 'Pulau Liburan'
'Keep Traveling Keep Writing'
0 comment: