EnryMazniDotCom- Backpacker? kenapa tidak, sebenarnya impian untuk bisa berkeliling pulau jawa memang sudah lama sekali hadir dalam benak saya. Hanya kesempatan saja yang belum berpihak, walaupun selama beberapa tahun belakangan ini sering traveling ke luar, upssss bukan karena banyak uang ya, tetapi bagi saya yang menetap tinggal di kota Pekanbaru ini, traveling ke luar memang lebih murah bila harus berkeliling pulau jawa. Apalagi dengan adanya maskapai merah milik negara tetangga yang berbudget rendah sangat memungkinkan untuk para penjelajah terbang langsung dari Pekanbaru ke Kuala Lumpur, dan dengan seringnya si merah ini mengadakan promo low fare atau promo big point nya. Ok, kembali ke rencana saya untuk berkeliling Jawa, sedikit cerita kenapa saya bisa libur lama dan bisa jalan jalan. Saat ini saya lagi menempuh perkuliahan lanjutan dari tempat kerja saya, biasa di kenal dengan tugas belajar, jadi selama tugas belajar ini saya non aktif untuk sementara dari dunia kerja. Saya melanjutkan kuliah di Jakarta untuk kurun waktu lebih kurang 2 tahun, jadi inilah peluang saya untuk bisa mencapai cita cita melihat indahnya Indonesia ku. Bulan Agustus waktu yang tepat untuk saya memulai perjalanan ini, Solo trip, alias menjelajah setiap kota yang akan saya singgahi nantinya seorang diri, dari sini pastinya akan banyak pengalaman baru yang bisa saya dapatkan pastinya, mulai dari bertemu orang orang baru dan akan menjadi teman baru, melihat setiap daerah yang saya singgahi dari budaya, alam, kulineran dan lain lainnya.
Untuk perjalanan kali ini, segala kebutuhan pun sudah saya persiapkan. Ya, namanya juga backpacker an, dari sleeping bag, selimut kecil, botol minum, kamera, beberapa buah power bank, pisau dan gunting kecil, peralatan snorkling, sepatu dan sandal, beberapa multivitamin dan lain lainnya. Untuk berapa lama waktu perjalanan saya tidak menargetkannya, karena saya akan berjalan semampu dan sekuat tenaga saja, jadi tidak ada target untuk kota kota tertentu yang harus saya datangi, just let it flow dan tentunya menelusuri kota kota yang searah dan berdekatan. Kota pertama yang saya datangi adalah Semarang, perjalanan dengan menggunakan kereta api ekonomi seharga Rp 91.000 dari stasiun pasar senen menuju stasiun tawang Semarang, berangkat pukul 16.00 sore dan tiba di Semarang pukul 23.00. Kereta api adalah salah satu transportasi yang murah dan pastinya menjadi pilihan saya, karena bisa menikmati perjalanan, dan kereta api saat ini sudah cukup nyaman untuk kelas ekonominya dengan beberapa fasilitas yang tersedia, dan setiap gerbong juga sudah difasilitasi AC, sehingga kita tidak perlu merasa kepanasan selama perjalanan. Dengan tarif terjangkau sekali kita sudah bisa menempuh pulau jawa sampai ke bagian timur jawa. Dimana setiap kota di pulau Jawa mempunyai potensi wisata yang layak dikunjungi, dan saatnya mengenal Indonesiaku yang kaya akan keanekaragaman budaya dan makanannya.
Semarang - Jawa Tengah
Semarang, Ibu kota Propinsi Jawa Tengah ini adalah salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia yang menempati posisi ke 5, Semarang yang berbatasan langsung dengan laut jawa dan kabupaten Demak di bagian timur ini menjadi salah salah satu tujuan pariwisata Indonesia, kunjungan para pelancong baik domestik maupun internasional ini menambah padatnya keramaian kota Semarang. Banyak ragam pariwisata yang ditawarkan oleh kota lumpia ini, lihat saja dari wisata alamnya seperti Pulau Tirangcawang, Pulau Tirang, Pantai Marina, Pantai Maron, Goa Kreo. Untuk wisata sejarah juga kita bisa mengunjungi beberapa spot areanya seperti Museum MURI, Museum Perkembangan Islam Di Jawa Tengah, Museum Jamu Nyonya Meneer, Museum Jawa Tengah, Museum Mandala Bhakti, Lawang Sewu, Tugu Muda, Candi Tugu dan Kota Lama (Little Netherland), sedangkan untuk wisata religi nya ada Mesjid Agung Jawa Tengah, Mesjid Baiturrahman Semarang, Mesjid Kauman Semarang, Sam Poo Kong Temple, Kelenteng Tay Kak Sie Tri Dharma, Gereja Blenduk, Gereja Katedral Semarang, Vihara Mahavira Graha dan Pagoda Budhagaya.
Semarang Tawang Stasiun
Untuk tempat tinggal selama di Semarang saya tidak menyewa hotel maupun hostel, kenapa? nah, menurut saya disini serunya berpetualangan ala backapacker, kita bisa bertemu dengan teman teman baru di setiap kota yang di singgahi. Di Semarang selama 4 hari saya tinggal di rumah teman Cs atau Couch Surfing, jadi sebelum memulai perjalanan saya sudah memposting tanggal datang dan pergi ke Couch Surfing untuk Semarang, dan alhamdulillah mendapat respon dari salah seorang Cs Semarang. Dia bersedia untuk berbagi tempat tinggalnya selama saya stay di Semarang, walaupun saya belum pernah bertemu dan kenal dengan nya sebelumnya, tetapi Mba Bhenny ini orangnya baik banget dan banyak membantu saya selama di Semarang. Ok, perjalanan saya dari pasar senen Jakarta menuju stasiun Semarang Tawang lebih kurang 7 jam, dan alhasil kereta api berhenti di stasiun tawang pukul 23.00. Mba Bhenny sudah menunggu di stasiun tawang untuk menjemput saya dengan sepeda motornya, karena sebelum berangkat saya sudah mengabari sama Mba Bhenny nya dan dia bersedia untuk menjemput saya di stasiun. Setelah ketemuan sama dia, kami pun melanjutkan perjalanan ke rumah nya di daerah Gunung Pati. Lokasinya lumayan jaug dari stasiun dan berada di area perbukitan tepatnya dekat dengan kampus UNES, selama perjalanan kami pun mengobrol saling berbagi cerita tentang pengamalan traveling, dan dia pun bercerita pengalamannya selama nge host teman teman Couch Surfing. Dan saya adalah bukan tamu pertamanya, hehehe. Sesampai di rumah kami pun masih lanjut bercerita hingga jam 01.00 an, ternyata bahan omongan sesama traveler memang tidak ada habis habisnya. Dikarenakan besok saya sudah memulai untuk berkeliling Semarang, akhirnya kami pun istirahat biar besoknya fresh dalam beraktifitas.
Selamat pagi Semarang, pagi yang dingin dan udara yang fresh dari atas perbukitan Gunung Pati. Ternyata saya kalah bangun pagi, karena Mba Bhenny sudah duluan beraktifitas di luar sana, katanya hari ini dia ada jadwal les private ke beberapa rumah. Untuk hari ini, saya akan mengunjungi beberapa lokasi wisata di kota Semarang, dan saya di antar sama adiknya Mba Bhenny turun bukit menuju angkot terdekat mengarah ke simpang lima. Terima kasih ya Bambang sudah di repotin pakai acara nganterin segala hahaha. Sesampai di pangkalan angkot, sebelumnya saya singgah sebentar ke Indomaret beli air mineral se ukuran 1,5 L buat persediaan minum nantinya, seharga Rp 4.200. Karena saya sudah menyiapkan botol minum jadi airnya segera saya pindahin ke botol yang sudah saya bawa tadi, ya tujuannya karena botol minumnya lebih gampang di bawa bawa daripada botol mineral, sekalian ngilangin kesan sponsor untuk trip saya ini. *Ngarep Dapat Sponsor Trip*. Angkot menuju simpang lima Rp 5.000, dari simpang lima saya akan memulai melangkahkan kaki untuk ke beberapa objek wisata. Tapi sebelum jalan panjang, saya harus mengisi kampung tengah terlebih dahulu, lokasi makan siang hari ini adalah angkringan sekitaran simpang lima, makan siang kali ini hanya Rp 9.500 untuk 2 bungkus nasi kucing, 2 buah bakwan, 1 gelas es teh manis *Murahhhhh Sekaliii dan Perut Kenyang*.
Mba Bhenny - My Host
Beres urusan perut, saya mulai melangkahkan kaki ke arah Lawang Sewu, Tugu Muda dan Gereja Perawan Maria Ratu Rosario Suci Randusari. Karena lokasinya berdekatan jadi saya bisa dalam sekali kunjungan. Untuk tiket masuk ke Lawang Sewu Rp 10.000 dan Gereja Katedral serta Tugu Muda gratis. Gereja Katedral Randusari ini terletak di jalan Panandaran no.9, komplek katedral ini termasuk katedral init yang juga mempunyai ruang pertemuan dan sekolahan, di tahun 2012 di bangun kediaman dan kantor untuk uskup, kantor yang berisi sebuah kapel, arsip dan sekeretariat, taman dan ruang pertemuan umum serta 6 kamar ruang perumahan. Disini saya tidak berlama lama, karena masih harus lanjut ke beberapa tempat lainnya. Selanjutnya Tugu Muda, sebuah tugu yang di bangun untuk mengenang jasa para pahlawan dalam peperangan 5 hari di Semarang, tugu yang menggambarkan tentang semangat juang para pemuda untuk mempertahankan kemerdekan Republik Indonesia. Di area Tugu Muda di buatkan taman untuk menambah mempercantik berdirinya tugu ini, taman ini sekalian berfungsi sebagai taman kota, juga terdapat air mancur dan beberapa lampu warna warni untuk menambah keindahannya pada saat malam hari. Di depan Tugu Muda terdapat sebuah banguna bersejarah yaitu Lawang Sewu, dimana objek wisata ini menjadi suatu keharusan untuk di kunjungi. Lawang Sewu memang kental dengan suasan mistik, bagaimana tidak di sini berdiri kokoh sebuah bangunan peninggalan sejarah dengan gaya arsitek peninggalan Belanda. Lawang Sewu atau biasa di sebut oleh masyarakat setempat dengan 'Seribu Pintu', karena bangunan ini memiliki pintu yang sangat banyak, meskipun sebenarnya jumlah pintunya tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki jendela yang tinggi dan lebar sehingga membuat masyarkat beranggapan itu sebagai pintu, dahulunya bangunan ini adalah kantor Netherlands Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), tetapi setelah kemerdekaan RI bangunan ini beralih fungsi menjadi kantor DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia) sekarang dikenal dengan nama PT KAI. Sampai saat ini banguna tersebut sudah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi oleh unit pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT KAI.
Lawang Sewu - 1000 Pintu
Berkunjunglah ke Lawang Sewu pada siang hari, karena selain ramai, kita bisa berkeliling keliling ke semua bangunan dan terasa lebih afdhol bila dibandingkan malam hari *Dasar Penakut*, dan saat saya berkunjung ke sini, ada live performance musik di tengah tengah halaman Lawang Sewu, tetapi bagi yang sekalian mau beruji nyali, silahkan berkunjung di malam hari dan rasakan sensasinya sendiri hahaha. Di Lawang Sewu, selain celingak celinguk berkeliling mengitari bangunan, didalamnya juga terdapat beberapa museum seperti museum sejarah perkembangan kereta api Indonesia dari zaman dahulu hingga saat ini, Lawang Sewu juga mempunyai terowongan bawah tanah, tapi sayang saat saya berkunjung lokasi terowongannya lagi dalam tahap pemugaran bangunan. Untuk jam kunjungan ke Lawang Sewu buka dari jam 09.00 - 21.00, jadi silahkan pilih sendiri jam kunjungan kamu, tapi saran saya berkunjunglah di pagi hari dan siangnya bisa melanjutkan ke beberapa tempat lainnya. Bagi pecinta wisata sejarah, Lawang Sewu adalah salah satu tempat yang tepat buat kamu betah untuk berlama lama sebelum ke tempat sejarah lainnya.
Selanjutnya saya akan berkunjung ke daerah yang di sebut dengan 'Kota Lama', tapi sebelum sampai di sana saya singgah sebentar ke Pasar Johar dengan bermodalkan Maps saya mulai melangkahkan kaki dari Lawang Sewu ke tujuan berikutnya, Pasar Johar adalah sebuah pasar tradisional layaknya pasar pasar di kota lain, berbagai macam produk yang di gelar di sini, seperti baju, tas, pernak pernik serta beberapa jajanan pasar juga tersedia di sini. Pasar yang cukup besar dan luas ini sangat ramai dan padat bila berkunjung di hari weekend, sebenarnya tujuansaya ke sini adalah mau mencari daybpack kain untuk sehari hari selama nge trip berlangsung, tapi apalah daya tidak ada yang menjual nya malah banyak yang menjual daypack daypack biasa dan saya tidak membutuhkan itu.
Setelah berkeliling di area pasar johar, saya melanjutkan langkah kaki menuju daerah kota lama, di sini kita bisa melihat wajah Semarang pada zaman dahulu, karena masih banyak dan kokohnya bangunan bangunan lama di sepanjang jalanan ini. Di kota lama juga terdapat beberapa spot lokasi wisata yang berdekatan, seperti Gereja Blenduk, Marba Building, 3D Trick Art Museum, Pasar Seni, Taman Srigunting. Kota lama ini menurut sejarah merupakan pusat perdagangan pada abad 19-20, disini juga terdapat benteng pertahanan dengan tujuan untuk pengamanan warga dan wilayah, benteng ini dikenal dengan nama Vijhoek. Di kota lama ini terdapat sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan gagah dan masih berkaitan dengan sejarah kolonialisme di Semarang, gaya bangunan arsitek Eropa ini masih bisa kita temui di beberapa bangunan lama peninggalan Belanda, dan dulunya di sebut dengan 'Little Netherland'. Masih di kawasan yang sama, juga bisa kita temui Gereja Blenduk, Gereja yang berusia lebih dari 200 tahun ini merupakan salah satu landmark/icon kota Semarang. Gereja yang mempunyai 2 buah kubah besar diatasnya atau di kenal dalam bahasa Jawa adalah Blenduk di gunakan untuk menamai Gereja ini, dan sampai saat ini dikenal dengan nama Gereja Blenduk. Masih di seputaran kota lama, disini juga terdapat Marba Building, salah satu bangunan peningglanan Belanda ini dengan arsitektur bergaya eropa dan mempunyai ciri khas warna merah yang sangat mencolok, dan terletak di seberang Taman Srigunting. Taman Srigunting berada tepat di tengah tengah beberapa bangunan lainnya seperti Gereja Blenduk, Marba Building dan di sampingnya juga terdapat Pasar Seni, pasar yang menjual khusus barang barang antik.
Gereja Blenduk - Kota Lama Semarang
Taman Srigunting sangat cocok untuk beristirahat sejenak setelah berkeliling dari beberapa tempat wisata, dan saya pun duduk sejenak di dalam area taman hanya sekedar melepaskan penat kaki yang tadi sudah berjalan lumayanan jauh. Sesekali kita bisa menyaksikan beberapa pengunjung lainnya duduk santai sambil mengabadikan beberapa moment bersama teman teman lainnya. Pasar Seni yang berada disebelahnya, tidak luput dari kunjungan saya, ya, walaupun hanya sekedar melihat lihat koleksi koleksi benda antik untuk di perjual belikan. Spot selanjutnya yang saya datangi adalah 3D Trick Art Museum, ya sebuah museum dengan gambar gambar tiga dimensi yang membuatnya menjadi seperti asli, tapi sayang untuk tiket masuknya masih tergolong mahal, yaitu Rp 50.000/orang/entry, tetapi bagi yang suka untuk mengabadikan dan bergaya di beberapa booth photo 3D Trick Museum harga tidak bakalan menjadi masalah, dan ini merupakan masalah bagi saya untuk harga segitu dan keputusannya saya tidak masuk *hahaha*, hanya cukup melihat dari luar saja.
Hari pun sudah hampir sore, saya melanjutkan langkah kaki untuk tempat berikutnya menuju kantor pos, kantor yang menempati sebuah bangunan lama ini juga sangat menarik untuk dikunjungi. Tetapi sebelumnya, saya melihat ada penjual nenas madu Pemalang dan sepertinya menarik untuk di coba, alhasil langkah kaki saya pun beralih ke penjual nenas madu di pinggir jalan, tepatnya di depan sebuah gedung bangunan lama yang saat ini di tempati oleh Bank Mandiri. Nenas yang sudah di Packing ke dalam sebuah wadah plastik ini di hargai Rp 10.000 saja, sebenarnya kalau saya lihat nenas madu nya kecil kecil semua bentuknya, apakah memang segitu ukuran untuk sebuah nenas madu? aaaaaa, ntahlah tidak pakai pikir lama saya pun memintanya sama si ibu penjual tadi, karena rasa penasaran apakah benar itu nenas manis? hehehe ternyata nenasnya memang maknyus banget, nama madu yang di gunakan di akhir kata nenas memang benar benar terbukti manisnya, tanpa perlu berlama lama lagi, saya pun berhasil menghabiskan sebuah sebuah nenas madu dalam sekali duduk. Barulah melanjutkan ke kantor pos, berhubung sudah sore dan sepertinya sudah tutup, saya hanya bisa memandangnya dari kejauhan dan terus melangkah tanpa arah. Namanya juga get lost trip, jadi saya sengaja tidak punya itin yang fixed, sambil jalan sambil buka sebuah aplikasi yang selalu saya gunakan dalam trip saya, baik itu dalam maupun luar negeri. Sebuah aplikasi komersil yang gratis dan bisa di gunakan sebagai referensi untuk tempat tempat yang akan dikunjungi di setiap kota.
Nenas Madu Pemalang
Hari pun sudah semakin gelap, dan saya memutuskan untuk ke Pasar Semawis. Sebuah pusat kulineran malam yang wajib di kunjungi di Semarang, Pasar Semawis atau Semawis Market buka setelah magrib, tapi saat saya disana sekitar jam 19.00 kurang masih terlihat para pedagang lagi sibuk berkemas untuk menggelar dagangan mereka. Pasar Semawis yang berada di daerah Pecinan kota Semarang ini awalnya adalah gagasan dari perkumpulan Kopi Semawis ( Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata), adapun jadwal buka nya setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu sepanjang malam yang beralamatkan di Jalan Gang Warung daerah Pecinan Semarang. Sedangkan untuk menu menu yang ada disini sangat beragam, seperti nasi ayam, kue serabi, pisang plenet khas Semarang, es puter, sate hingga berbagai macam seafood pun tersedia disini, dan sangat cocok untuk menghabiskan waktu malam bersama keluarga atau teman sambil menikmati makan malam beratapkan langit. Dan untuk makan malam saya kali ini tertuju ke sebuah warung yang lumayan ramai pengunjungnya, seperti kata pepatah 'Ada Gula Ada Semut' nah warung bapak ini ramai banget semut yang mengitarinya, mungkin saja ini warung menyajikan menu nasi ayam yang maknyus *ehhh abaikan pepatahnya, sepertinya jaka sembung deh*. Untuk seporsi nasi ayam, tempe 2 potong plus es teh manis seharga Rp 15.000 *Murahhhhhhhh*.
Makan malam yang sempurna, memang ini nasi ayam nya enak banget *enak dari segi lapar*, selesai makan tidak langsung cabut, istirahat sebentar untuk melegakan penat kaki yang seharian sudah berkeliling keliling kota Semarang dan ini masih sebagian saja, dan besok saya harus melanjutkan lagi untuk ke tempat tempat
lainnya. Karena sudah malam sayapun memutuskan untuk kembali dan beristirahat, tapi jalan menuju pulang harus sedikit berjuang lagi, dikarenakan angkot sepertinya di sini sudah tidak ada lagi. Berjalan malam sambil menikmati kesejukan malam dan lampu lampu kendaraan jalanan menuju simpang lima dari daerah Pecinan *Jauhhhhh*. Saya harus kembali ke rumah teman Couch Surfing yang nge host saya untuk beberapa hari di Semarang nantinya, Mba Bhenny, rumahnya berada di daerah perbukitan tepatnya berdekatan dengan kampus UNES, sebenarnya Mba Bhenny sudah menawarkan untuk di jemput pas mau pulang, karena menurut saya kesian Mba Bhenny jemput jauh jauh ke daerah Simpang Lima jadi saya memutuskan untuk jalan kaki beberapa KM menuju ke lokasi pick up point nantinya, jadi Mba Bhenny nya tidak kejauhan karena menurut saya terlalu riskan kalau dia harus turun 'Bukit' untuk menjemput si 'gembel' traveler ini *hahahaha*
Dan perjalanan saya hari ini di kota Semarang pun berakhir dengan obrolan malam bersama Mba Bhenny di rumahnya, menjelang istirahat tidur kami pun masih ngobrol panjang dari mulai nge share pengalaman trip hari ini di Semarang sampai obrolin tentang kerjaan mba Bhennynya, dia memang sosok yang humble dan baik hati banget, senang sekali bisa bertemu dengan teman baru di kota Semarang ini. Baiklah waktunya saya beristirahat memulihkan kembali tenaga untuk keesokan harinya. Dan jangan lupa untuk baca cerita bagian ke duanya ya di postingan berikutnya.
Seseorang yang hobi traveling cukup dengan menggendong ransel dan suka ber solo traveling, bekerja di bidang kesehatan yang pastinya bertolak belakang dengan hobinya dengan tujuan menambah keragaman warna dalam kehidupan.
0 comment: