Seperti postingan saya sebelumnya tentang Festival Pulau Penyengat 2016 adalah perhelatan akbar untuk pertama kalinya di adakan di Pulau Penyengat yang termasuk dalam geografis Kota Tanjung Pinang Kepualuan Riau. Tulisan saya kali ini seidikit mereview tentang acara yang sudah dilaksanakan pada tanggal 20 sd 24 Februari 2016 kemaren, Semeriah apakah acara ini berlangsung yang di gadang gadangkan setaraf Internasional dengan tema "Penyengat Menyapa Dunia". Tidak heran jika acara setingkat Internaional ini menelan biaya yang katanya dalam satuan "Milyar" ini yang di pandu di bawah Kementrian Pariwisata serta jajaran yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjung Pinang akan di buat semeriah mungkin. Rencananya Festival Pulau Penyengat ini akan menjadi agenda tahunan yang bertujuan untuk menarik para wisatawan lokal maupun mancanegara nantinya serta salah satu cara mempromosikan budaya melayu ke rancah mancanegara, beberapa perwakilan negara tetangga seperti Malaysia, Singapore dan Brunai Darussalam menjadi tamu undangan untuk perhelatan akbar ini, selain itu dikarenakan beberapa negara tetangga tersebut mempunyai rumpun yang sama yaitu Budaya Melayu. Seperti apakah gaung nya dan kemeriahan acara tersebut?, apakah semarak acara ini sesuai dengan Budget yang menelan biaya dalam angka "Milyar"?.
Mesjid Sejarah Pulau Penyengat, Tidak tersentuh oleh Dekorasi Acara |
Saya mendapat kesempatan mengikuti acara ini bersama teman teman dari #BloggerKepri untuk melihat secara langsung festival pulau penyengat ini. Hari pertama saya berkunjung ke Pulau Penyengat bersama 3 orang teman dari Blogger Kepri, memang kami datang nya agak sore tidak sempat mengikuti Ceremonial pembukaan festival ini, tapi menurut beberapa teman yang mengikuti dari pagi sedikit tercengang dengan kesiapan panitia dalam pembukaan festival ini yang kurang banget persiapan, mulai dari penyambutan tamu undangan dari negara tetangga yang tidak terkoordinasi sehingga tamu tamu tadi seperti para pengunjung biasa, kemudian waktu pembukaan yang molor hampir 2 jam dikarenakan menunggu para pejabat yang akan menghadiri acara tersebut, loh sementara tamu dari negara tetangga datangnya on schedule bagaimana bisa pejabat kita tidak on time. Dikarenakan pada waktu pembukaan diguyur hujan, banyak yang menuai kritik tentang hal penyambutan tamu dari pelabuhan menuju tempat acara yang tidak disediakan payung oleh panitia, sehingga para tamu dan pejabat harus berlari dibawah guyuran hujan yang lumayan membuat basah kuyup. Dan sebenarnnya masih banyak lagi kekurangan dari panitia acara dalam hal persiapan Ceremonial pembukaan festival ini.
Menurut cerita yang saya ketahui, katanya dari pihak panitia menyediakan perahu motor gratis bagi para pengunjung yang mau menyebrang ke Pulau Penyengat, katanya seh kalau mau ke tempat cara pihak panitia menyediakan perahu motor gratis dan kita bisa naik di ujung dermaga ini, "Kata salah satu teman saya", setelah menunggu beberapa saat kami pun tidak melihat tanda tanda perahu motor gratis yang disediakan oleh panitia, bahkan bentuk dan ciri cirinya saja kami tidak tahu mana yang perahu motor gratis, yang banyak tersedia adalah perahu motor milik warga yang setiap hari melayani rute Tanjung Pinang Pulau Penyengat. Disini merupakan salah satu point kekurangan dari panitia acara, mengapa? Jikalau memang diadakan sebuah perahu motor gratis buat para pengunjung, hedaknya panitia menyediakan dan menyebarkan informasi yang cukup supaya masyarakat bisa mengetahuinya, misalnya di pelabuhan penyeberangan di beri papan informasi atau spanduk yang memuat informasi tentang perahu motor gratis tersebut, seperti nya promosi promosi yang di dilakukan oleh panitia acara kurang terdengar gaungnya di masyarakat setempat dan pulau pualu sekitarnya, Berikut kutipan dari teman saya yang pura pura bertanya kepada masyarakat Kota Tanjung Pinang mengenai acara tersebut, wawancara ini dilakukan sebelum teman saya melakukan penyeberangan ke Pulau Penyengat, ini sengaja dilakukan hanya sekedar ingin tau seberapa antusias seh masyarakat setempat dan sekitarnya tentang acara perhelatan akbar ini. Simak ya hasil wawancaranya :
Teman Saya : Buk mau tanya, ada acara apa di pulau penyengat sekarang ini?
Si Ibu : Enggak tau dek, mungkin ada acara festival band, katanya ada artis ibu kota juga yang datang. Itu "Cita Citata"
Teman Saya : oooohhh gitu ya, terima kasih ya.
Waduh miris banget ya dengar jawaban masyarakat setempat seperti itu, kok malah tidak tahu kalau ada sekarang ini lagi berlangsung sebuah acara budaya, malah dibilang acara festival band ada artis Ibukota Cita Citata lagi, hehehehe. Aduh sangat banget ya gaungnya kurang mengelegar untuk masyarakat sekitarnya apalagi ke Provinsi Provinsi tetangga ya bahkan Dunia. Promosinya kurang menggema ne bapak ibu panitia. Satu lagi yang mau saya sampaikan di hari kedua saya datang melihat beberapa rangkaian acara yang sedang berlangsung serta beberapa dekorasi dekorasi veneu nya, kok sepertinya minim sekali dari kemeriahan sepanjang jalan hanya terpasang umbul umbul bertuliskan Wonderfull Kepri dan Pesona Indonesia, tidak ada Map Point atau brosur yang di cetak sehingga memudahkan bagi para pengunjung untuk mencari lokasi masing masing pertandingan karena setiap veneu itu berada di lokasi lokasi terpisah di Pulau Penyengat ini, tentunya para pengunjung yang datag bukan hanya dari sekitar pulau penyengat, pasti ada yang dari luar Provinsi Kepri tentunya yang pastinya masih buta tentang daerah tersebut.
Sharing Bersama di CK Tanjung Pinang Hotel |
Saran saya, acara festival ini hanya monoton dengan pertandingan pertandingan tradisional tadi, seperti kita tahu pulau penyengat adalah pulau sejarah, pulau yang memiliki mesjid sejarah dari kerajaan melayu terdahulu, tapi sayang pada saat acara berlangsung dan dikunjungi dari berbagai daerah bahkan luar negeri panitia tidak melakukan promosi tentang sejarah mesjid yang lebih dikenal dengan mesjid putih telur, padahal itu suatu kesempatan emas untuk mempromosikan pulau penyengat sebagai pulau bersejarah, jadi tidak hanya sebatas festival saja yang di promosikan.
Harapan saya sebagai pengunjung dari Provinsi tetangga untuk tahun berikutnya Festival semacam ini lebih ditingkatkan dan dituntut kesiapan panitia pelaksana dalam segala hal selama acara berlangsung, jangan seperti saat ini yang menurut saya pribadi lebih meriah acara 17 an bila dibandingkan dengan perhelatan akbar bertaraf Internasional ini, apalagi sudah menelan biaya yang fantastis angkanya tapi acara dan dekorasi serta kesiapan panitia jauh dari yang diharapkan, seperti kata pepatah "Jauh Panggang Dari Api".
0 comment: