Untuk kesekian kalinya terbang bersama si merah jagioannya Tony Fernandes, kali ini saya terbang ke kuala lumpur (KLIA2) via bandara Soekarno Hatta (CGK) Jakarta. Mmm sedikit berdea dengan trip saya sebelum sebelumnya yang terbiasa terbang dari bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru. Tulisan ini hanya sekedar sharing berdasarkan pengalaman pribadi saya menggunakan Airasia dan bukan bertujuan untuk menggadang gadangkan Airasia dan pastinya bukan mempromosikan Airasia sebagai maskapai yang tidak pernah absen dalam setiap perjalanan saya.
Less Papers |
Tapi walau bagaimanapun penggunaan kertas / fisik memang tetap harus ada untuk kepentingan administrasi sebuah maskapai, terkadang saya terfikir apa gunanya diadakan self cek in / web cek in dari sebuah maskapai kalau ujung ujung nya tetap melapor ke konter cek in? (Hanya bagi penumpang non bagasi). Dan menurut pendapat saya pribadinya web cek in hanya membantu kita untuk sekedar mendapatkan kursi lebih awal, mungkin begitu...
Nah di saat ini agak berbeda sedikit yang saya alami ketika memulai trip menuju KLIA2 dari Soetta Jakarta, kali ini saya masih tetap menggunakan e-ticket atau capture an tiket dari aplikasi mobile nya Airasia. Awalnya saya memang sempat singgah ke mesin self cek in nya airasia yang berada di T3 Soetta untuk ngeprint e-boarding pass yang sudah duluan saya cek in via web beberapa hari sebelum keberangkatan karena dalam pikiran saya tetap aja boarding pass itu harus berupa kertas. Setelah mencoba beberapa kali memang saya kesulitan untuk print out boarding pass via barcode scan pada mesin self cek in yang sudah saya dapatkan via web cek in nya airasia, tapi setelah beberapa kali mencoba untuk memindai barcode e-boarding pass dari handphone tetap saja tidak berhasil serta cara lainnya dengan menginputkan kode booking pun tidak berhasil.
Akhirnya sayapun menanyakan kepada petugas yang berdiri disamping mesin self cek in berharap berhasil print out setelah dibantu petugasnya. Percakapan pun terjadi antara kami
Saya : Maaf pak saya kok gak bisa print boarding pass ya di mesin, saya susah cek in web sebelumnya dan sudah dikirimi e-boarding nya ke email saya, tapi kok di sini saya tidak bisa print ya. ( Sembari menunjukkan e-boarding pass ke bapak petugas ).
Petugas : oh kalau sudah web cek in gak perlu lavi di print out boardingnya, bapak bisa langsung masuk saja.
Saya : Loh serius pak? Gak apa apa neh gak pakai print out boarding pass nya, takutnya nanti saya malah disuruh balik lagi sama petugas nya untuk print out di konter".
Saya : Loh serius pak? Gak apa apa neh gak pakai print out boarding pass nya, takutnya nanti saya malah disuruh balik lagi sama petugas nya untuk print out di konter".
petugas : tidak apa apa pak, bisa langsung masuk aja dengan menunjukkan e-boarding pass ini.
Saya : oh kalau gitu ya udah pak saya coba aja mudah mudahan saya tidak disuruh balik lagi untuk print out nya, Terima kasih ya pak untuk infonya.
Tanpa berfikir panjang saya langsung menuju ke security cek in nya sambil harap harap cemas karena tidak memegang kertas boarding pas. Sebelum memasuki security cek in saya harus melapor dulu kepada petugas Airasia document cek di pintu sebelum security cek inya. Saya menyerahkan passport dan menunjukkan e-boarding pass via handphone sambil bilang ke petugas Airasia nya, Maaf mbak saya gak print out boarding pass tapi saya sudah cek in via web, kemudian saya menunjukkan e-boarding pass ke petugasnya, ehhh ternyata si mbak nya bilang, tidak apa apa pak e-boarding juga bisa kok untuk pengecekan document nya, kemudian si mbak nya melakukan pengecekan data melalui passport saya dan e-boarding pass saya via handphone tadi, awalnya seh mbak nya mau memindai barcode yang terdapat di e-boarding pass saya tadi, tapi setelah di coba beberapa kali ternyata tetap saja tidak berhasil dan akhirnya si mbak mengambil handphone nya dan cukup memphoto e-boarding pass saya tadi setelah selesai si mbak nya bilang, maaf ya pak agak lama prosesnya, dengan senyum bahagia saya menjawabnya, ya gak apa apa mbak.
Sebenarnya deg degan seh kalau tiba tiba mbak nya bilang Pak tolong balik lagi ke konter buat print out boarding passnya hahaha asem kan kalau mesti bolak balik gini. Lanjut ke petugas Imigrasi ya, wahh deg deg an lagi ne, sembari memberi salam ke bapak imigrasinya Selamat pagi pak sambil nyerahin passport buat di stempel, kemudian si bapaknya bertanya Boarding Pass nya? Saya jawab Maaf pak saya bisa pakai e-boarding pass sambil membuka handphone kemudian nyerahin e-boarding ke si bapak imigrasi. Kemudian si bapak mengecek e-boarding dan langsung deh dia stempel stempel itu passport yang artinya tidak dipermasalahkan walaupun hanya menunjukkan e-boarding ke petugas imigrasi soetta T3.
Setelah beres di imigrasi saya melanjutkan ke ruang tunggu terminal sambil nunggu keberangkatan. Dalam hati sempat terfikir mudah mudahan di semua bandara tidak hanya di T3 Soetta aja yang membolehkan penumpang untuk menggunakan e-ticket dan e-boarding untuk mendukung program "Go Green" hehehe kan semuanya berawal dari hal yang kecil yang lama lama menjadi besar.
Announcers pun mulai memanggil para penumpang untuk memasuki bus yang akan mengantarkan ke pesawat Airasia sambil mengatakan Siapkan boarding pass dan identitas anda loh loh loh apa bener ne harus nunjukkin boarding pass (Kertas) ke petugas nya? Walah deg deg an lagi neh, kan lucu aja pas udah mau boarding tiba tiba petugasnya bilang suruh print out boarding pass nya, kebayangkan berapa lama waktu terbuang harus kembali ke konter cek in dibawah sana, sementara ini udah panggilan buat boarding, hahaha. Tetap optimis saja karena harus dicoba baru taukan hasilnya? kan buktinya saya sudah berhasil melewati 2 kali petugas sebelumnya hanya bermodal kan e-boarding pass. Saya sengaja mengambil antrian paling belakang ya supaya nanti kalau bermasalah setidaknya sudah tidak mengganggu antrian penumpang lainnya. Sampainya di petugas terakhir tanpa basa basi saya langsung menunjukkan e-boarding pass via handphone ke petugasnya tanpa bertele tele petugasnya langsung memberi cek list di list penumpang sesuai dengan no kursi saya dan saya pun di persilahkan menaikki bus nya.
Wahhh lega, semua nya berhasil saya lewati hanya dengan menggunakan e-ticket dan e-boarding pass, jadi bangga dengan Airasia yang tidak mempersulit penumpangnya yang harus memegang sebuah kertas ditangannya sebagai bukti yang sah untuk terbang. Ternyata mereka tanpa di sadari telah mendukung program "less papers". Dan ini merupakan pengalaman pertama saya naik pesawat yang tidak menggunakan "Kertas" sedikit pun untuk terbang ke Kuala Lumpur dari Jakarta. Oh ya saya lupa tulisan ini hanya bertujuan untuk berbagi pengalaman dan tidak bermaksud untuk memojokkan / merugikan suatu pihak.
Happy Travelling Guys, Keep Open Your Eyes to See The world
0 comment: